A. JUDUL
PROGRAM
“Pemanfaatan Umbi Suweg (Amorphophallus
sp. ) Sebagai Bahan Baku
Alternatif Pembuatan Mie“.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Suweg (Amorphophallus sp.) merupakan tumbuhan terna tahunan dengan
umbi bagian luar putih dan bagian dalamnya kuning. Daunnya soliter dengan
tangkai daun silinder memanjang, licin, dan berwarna hijau hingga hijau
keabu-abuan dengan banyak titik-titik berwarna hijau pucat. Bunga uniseksual,
berbentuk tongkol, pipih,dan apendix berwarna merah muda. Bunga jantan terletak
di bawah apendix, sedangkan bunga betina terletak di bagian basal perbungaan. Bunga
betina mempunyai 1-4 bakal sel biji, tangkai putik tidak ada atau sedikit, kepala
putik berbentuk bulat atau setengah. Bunga jantan memiliki 1-6 benang sari,
kepala sari sedikit bertangkai dan mempunyai 2 sel. Buah mempunyai 1-3 biji,
berbentuk seperti bola atau panjang, biasanya berwarna merah atau jingga.
Akarnya serabut dan berwarna putih kotor (Flanch dan Rumawas dalam
Surya, 2008).
Suweg
biasanya tumbuh di daerah vegetasi sekunder, di tepi hutan, dan biasanya di
bawah naungan pohon besar. Suweg cocok sekali tumbuh pada daerah dengan
ketinggian 700-900 meter dpl. Rata-rata suhu optimal pertumbuhan adalah
berkisar antara 25-35 oC. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang
drainasenya baik, kandungan humus tinggi, dan kisaran pH tanah 6-7,5. Suweg
dapat diperbanyak dari biji, umbi, dan dengan teknik kultur jaringan (Jansen et
al., 1996 dalam Sumarwoto, 2004).
Dewasa ini masyarakat menganggap suweg hanya sebagai tanaman liar yang
tumbuh subur pada musim penghujan. Pemanfaatan suweg oleh masyarakat baru
sebatas pakan ternak (daun) dan makanan camilan dengan cara mengukus umbi.
Pengolahan yang kurang inovatif ini menjadikan suweg kurang diminati oleh
masyarakat. Padahal kelimpahan suweg tinggi.
Ditinjau
dari segi ilmu gizi, suweg mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.
Selain karbohidrat, suweg juga memiliki kandungan serat, vit A dan B, serta
mineral yang cukup tinggi. Suweg sangat baik dikonsumsi bagi penderita diabetes
karena mempunyai indeks glisemik rendah, yaitu 42. Bahan pangan dengan indeks
glisemik rendah dapat menekan peningkatan kadar gula darah penderita diabetes
(Sutomo, 2008).
Tabel
1. Kandungan Gizi Umbi Suweg dan Gandum dalam 100 g bahan
Suweg
|
Gandum
|
|
Kalori
|
338.4
|
1390
|
Protein
(gr)
|
5.85
|
13.8
|
Lemak (gr)
|
0.48
|
2.0
|
Karbohidrat (gr)
|
73.68
|
70
|
Kalsium (mg)
|
264
|
37
|
Besi (mg)
|
12
|
4.1
|
Thiamin (mg)
|
0.07
|
0.45
|
Sumber : Surya (2008); Aykroyd & Doughty (1970) dalam
Iraf (2008)
Berdasarkan
tabel 1. dapat diketahui bahwa suweg memiliki kandungan lemak yang jauh lebih
rendah dan kandungan kalsium serta besi yang jauh lebih tinggi daripada gandum.
Data tersebut menunjukkan
bahwa suweg sangat cocok dikonsumsi bagi orang yang ingin menjaga berat badan.
Sejak tahun
1997 telah dilakukan ekspor suweg ke beberapa negara diantaranya Amerika,
Jepang, Malaysia dan Pakistan. Jepang mengolah keripik suweg menjadi shirataki yaitu makanan
sejenis mie. Manfaat lain umbi suweg adalah sebagai bahan perekat, bahan
seluloid, bahan peledak, kosmetik, industri tekstil dan kertas. Pemanfaatan
suweg sebagai bahan baku mie masih sangat jarang ditemui di Indonesia. Oleh karena itu, produk mie merupakan
strategi yang dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan suweg.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Kelimpahan
suweg yang tinggi, kurangnya perhatian masyarakat, dan kandungan gizi yang
tinggi, menjadikan perlu diadakannya sebuah strategi baru dalam pengolahan
suweg supaya lebih inovatif, memiliki cita rasa, dan daya jual tinggi. Budaya
masyarakat Indonesia yang konsumtif, produk mie yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia, dan cara pengolahan yang mudah merupakan peluang besar untuk dikembangkannya produk mie dengan
bahan baku suweg. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan suatu masalah:
Apakah potensi mie suweg dapat
meningkatkan nilai jual umbi suweg?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) adalah untuk berperan serta
dalam rangka diversifikasi pangan di Indonesia dan memberi peluang agribisnis,
sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan mengetahui potensi umbi
suweg sebagai bahan dasar pembuatan mie dan memperkenalkan mie suweg kepada
masyarakat.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Target
luaran dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yaitu
terciptanya mie dengan bahan baku umbi suweg.
F. KEGUNAAN
PROGRAM
Program
Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) ini diharapkan mampu meningkatkan
upaya pemerintah dalam memperlancar diversifikasi pangan dengan memanfaatkan
umbi suweg menjadi mie. Umbi suweg yang kelihatannya biasa-biasa saja dan
diabaikan masyarakat ternyata memilki nilai ekonomi yang tinggi. Masyarakat
biasanya mengkonsumsi umbi suweg yang
direbus. Adanya diversifikasi pangan
akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi suweg. Diversifikasi
pangan ini juga memberikan peluang agribisnis bagi masyarakat sehingga dapat
menciptakan lapangan usaha baru. Secara IPTEK, masyarakat dapat mengetahui
potensi umbi suweg dan sebagai bahan baku alternatif pembuatan mie.
G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
a. Persiapan bahan baku (umbi suweg) dan
alat
Suweg adalah tanaman
liar yang tidak dibudidayakan. Hal ini karena fungsi dan manfaatnya belum
diketahui oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Suweg biasanya tumbuh di
pekarangan dan jarang sekali diperjualbelikan. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkannya tidak membutuhkan biaya yang cukup besar. Cara yang ditempuh
dalam rangka mendapatkan tanaman ini adalah melakukan pencarian di
pekarangan-pekarangan penduduk dan melakukan negosiasi dengan pemilik
pekarangan. Suweg yang diperoleh dikumpulkan.
Alat yang disiapkan
adalah
1) Pisau 2) Ember
3) Baskom 4) Talenan
5) Ayakan 6) Plastik
7) Mesin penggiling dan pemotong mie 8) Sendok dan garpu
9) Panci 10)
Kompor
11) Oven
b. Pengolahan
1) Pengolahan umbi
suweg menjadi tepung
Umbi suweg yang
terkumpul dicuci kemudian diiris tipis-tipis dengan ketebalan 5-7 mm. Langkah
selanjutnya dioven sampai kadar air yang tersisa sekitar 12 % kira-kira selama
2,5 jam dengan suhu panas 80 oC sehingga terbentuk kerpik suweg.
Keripik ini digiling menjadi tepung, diayak dan kemudian dikemas dalam plastik.
2)
Pengolahan tepung menjadi mie suweg
Bahan yang
dibutuhkan adalah tepung suweg, tepung gandum, tepung kanji, tepung maizena,
garam, minyak goreng, dan telur. Adapun cara pembuatan mie suweg menurut
Rusdijana (2007) yaitu
1. Semua bahan dicampur dan diuleni hingga
kalis
2. Adonan digiling dengan ukuran 1 hingga
halus, pindah ke ukuran 2 hingga halus, dan seterusnya hingga ukuran 5.
3. Adonan dimasukkan ke dalam alat pemotong,
dipilih yang ukuran kecil lalu ditaburi dengan tepung maizena agar mie tidak
melekat dan tidak kering.
4. Mie direbus hingga terapung, diangkat, lalu
diperciki dengan minyak goreng, aduk dan dinginkan.
5. Mie siap dikemas dan dipasarkan
c. Pemasaran mie suweg
Mie suweg merupakan salah satu produk mie yang belum
dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya sosialisasi sebelum
produk ini dipasarkan.
Metode sosialisasi yang
dilakukan :
1. Mengadakan penyuluhan terhadap ibu-ibu PKK
dan Dharmawanita serta diikuti dengan demo memasak mie suweg.
2. Menyebarkan quisioner, pamflet dan
pembagian mie suweg siap santap kepada mahasiswa unsoed dan masyarakat sekitar
tempat produksi.
3. Pengiriman resep masakan berbahan dasar
mie suweg ke beberapa majalah kuliner.
4. Penitipan produk ke supermarket disertai
dengan diskon.
5. Pengenalan mie suweg ke hotel-hotel di
sekitar tempat produksi.
6. Penjualan produk di pasar-pasar dengan
harga murah.
Metode pemasaran yang dilakukan :
1. Memasok mie suweg di warung-warung makan,
restoran, supermarket, pasar dan hotel yang ada di sekitar tempat produksi.
2. Bekerjasama dengan para penjual mie
keliling untuk menggunakan mie suweg sebagai bahan dasar.
H. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No.
|
Kegiatan
|
Minggu
|
|||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
||
1
|
Persiapan bahan baku dan alat
|
X
|
X
|
||||||
2
|
Pengolahan
1) Pengolahan suweg menjadi tepung
a. Pengupasan, pemotongan, dan pengeringan
b. Penggilingan dan pengayakan
2) Pengolahan tepung suweg menjadi
mie
|
X
|
X
X
X
|
X
X
|
X
X
|
X
X
|
X
|
||
3
|
Sosialisasi dan pemasaran
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|||
4
|
Penyusunan laporan
|
X
|
I. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
Kustini
b. NIM : B1J004114
c. Fakultas/Program Studi : Biologi/Biologi Lingkungan
d. Perguruan Tinggi :
Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 21 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap : Mariya Dewi Margiyati
b. NIM :
B1J004001
c. Fakultas/Program Studi : Biologi/Zoologi
d. Perguruan Tinggi :
Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 21 jam/minggu
3. Anggota
Pelaksana 2
a. Nama Lengkap :
As Widyowati
b. NIM :
H1B004035
c. Fakultas/Program Studi : Sains dan
Teknik/Matematika
d. Perguruan Tinggi :
Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 21 jam/minggu
4.
Anggota Pelaksana 3
a. Nama Lengkap :
Yulianti
b. NIM :
H1B004050
c. Fakultas/Program Studi : Sains dan Teknik/Matematika
d. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM : 21 jam/minggu
J. NAMA
DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
1. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Bambang Heru Budianto, M.S.
2. Golongan Pangkat dan N IP : .......dan 131 569 040
3. Jabatan Fungsional : Dosen
4. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Entomologi-Parasitologi
5. Fakultas/Program Studi : Biologi/Biologi S1
6. Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman
7. Bidang Keahlian :
Acarologi
8. Waktu untuk Kegiatan PKM : jam/minggu
K. BIAYA
Uraian
|
Spesifikasi
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Biaya
(Rp)
|
A. Peralatan
|
|||
1. Pisau
|
3
|
3000
|
9.000
|
2. Bak plastik
|
4
|
15.000
|
60.000
|
3. Sendok dan Garpu
|
½ lusin
|
5.000
|
2.500
|
4. Talenan
|
3
|
3.000
|
9.000
|
5. Ayakan
|
3
|
4.000
|
12.000
|
6. Ember
|
2
|
10.000
|
20.000
|
7. Baskom
|
2
|
6.000
|
12.000
|
8. Kompor gas
|
1
|
250.000
|
250.000
|
9. Oven
|
1
|
150.000
|
150.000
|
10.Mesin Penggiling dan Pemotong Mie
|
1
|
250.000
|
250.000
|
11. Panci
|
1
|
39.000
|
39.000
|
12. Timbangan
|
1
|
35.000
|
35.000
|
TOTAL
|
848.500
|
||
B. Biaya tidak tetap/100 unit
|
|||
1. Umbi Suweg
|
50 kg
|
500
|
25.000
|
2. Tepung Terigu
|
2 kg
|
10.000
|
20.000
|
3. Tepung Kanji
|
1 kg
|
8.000
|
8.000
|
4. Tepung Maizena
|
1 kg
|
8.000
|
8.000
|
5. Garam
|
1 bungkus
|
1.000
|
1.000
|
6. Minyak goreng
|
¼ kg
|
12.000
|
3.000
|
7. Kantong plastik
|
1 bungkus
|
2.500
|
2.500
|
8. Telur
|
1 kg
|
10.000
|
10.000
|
TOTAL
|
77.500
|
1 resep menghasilkan = 100 unit
1 unit = 50 gram
Biaya 1
resep = Rp 77.500,00
Biaya 1
unit = Rp 775,00
Standar
harga jual perunit = Rp 1.200,00
Selama 1 bulan akan diproduksi mie suweg sebanyak
2000 unit
Biaya Lain-lain
-
Biaya
pembuatan dan penggandaan proposal
6
x Rp 10.000,00 =
Rp 60.000,00
-
Biaya pembuatan dan penggandaan laporan
6 x Rp 20.000,00 = Rp 120.000,00
-
Biaya studi pustaka =
Rp 50.000,00
-
Biaya promosi =
Rp 500.000,00
-
Biaya tak terduga =
Rp 200.000,00
-
Biaya sewa tempat =
Rp 100.000,00
-
Biaya transportasi =
Rp 150.000,00
TOTAL =
Rp 1.180.000,00
Biaya Total Investasi
= Biaya Peralatan + Biaya Lain-lain
= Rp 848.500,00 + Rp 1.180.000,00
= Rp 2.028.500,00
Biaya Tidak Tetap (1 bulan)
= Biaya 1 unit x jumlah produksi 1 bulan
= Rp 775,00 x 2000
= Rp 1.550.000,00
Biaya tetap merupakan biaya penyusutan
peralatan. Diasumsikan
peralatan memiliki ketahanan selama 2 tahun (24 bulan)
Biaya Tetap per bulan
= Biaya Peralatan :24
=Rp 848.500,00 : 24
= Rp 35.354,17
= Rp 35.400,00
Analisis Usaha
a. Biaya Produksi
=
Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp 1.550.000,00 + Rp 35.400,00
=
Rp 1.585.400,00
b. Hasil Usaha
=
Jumlah Produksi x Harga Jual
=
2000 x 1200
=
Rp 2.400.000,00
c. Keuntungan
=
Hasil Usaha – Biaya Produksi
=
Rp 2.400.000,00 – Rp 1.585.400,00
=
Rp 814.600,00
d. Jangka Waktu Pengembalian Modal
=
(Biaya Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan x Lama Produksi
= (Rp 2.028.500,00 + Rp
1.585.400,00) : Rp 814.600,00 x 1 Bulan
= Rp 3.613.900,00 : Rp 814.600,00 x 1 Bulan
= 4,44 bulan
= 4,5 bulan
Artinya modal akan kembali setelah 4,5 bulan
e. R/C
=
Hasil Usaha : Biaya Produksi
=
Rp 2.400.000,00 : Rp 1.585.400,00
=
Rp 1,51
Artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang
dikeluarkan untuk produksi akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,51
f. Benefit Cost Ratio
=
Keuntungan : Biaya Produksi
=
Rp 814.600 : Rp 1.585.400,00
=
Rp 0,51
Artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang
dikeluarkan untuk produksi akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,51
g. Break
Event Point
= Biaya Tetap : 1-(Biaya Tidak Tetap
: Hasil Usaha)
= Rp 35.400,00 : 1- (Rp
1.550.000,00 : 2.400.000,00 )
= Rp 101.142,86
= 84,28
unit
= 85 unit
Biaya total usaha selama 2 bulan
= Biaya Investasi +
(Biaya Produksi x 2)
= Rp 2.028.500,00
+ (Rp 1.585.400,00 x 2)
= Rp 2.028.500,00 +
3.170.800,00
= Rp 5.199.300,00
DAFTAR PUSTAKA
Iraf, M. 2008. Re: [RantauNet.Com] bareh solok &
biological imperialisme. http://www.mail-archive.com.
Diakses Tanggal 29 Februari 2008.
Rusdijana.
2007. Cara membuat mie. Bulletin DWP PTRI Jenewa edisi
November.
Sumarwoto, 2004. Pengaruh pemberian kapur dan
ukuran bulbil terhadap pertumbuhan iles-iles (Amorphophalus muelleri
Blume) pada tanah ber-Al tinggi. Ilmu Pertanian Vol.
11 No.2: 45-53.
Surya. 2008. Kandungan gizi suweg tak kalah dengan
beras. Diakses tanggal 26
Februari 2008. htttp://www.surya.co.id. Diakses tanggal 26 Februari 2008.
Sutomo, B. 2008. Umbi suweg bahan pangan
alternatif pengganti terigu. Diakses tanggal 26 Februari 2008. http://www.budiboga.blogspot.com.
Diakses tanggal 26 Februari 2008.
No comments:
Post a Comment