Saturday, September 1, 2012

PEMANFAATAN UMBI SUWEG (Amorphophallus sp. ) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PEMBUATAN MIE


A.  JUDUL PROGRAM
“Pemanfaatan Umbi Suweg (Amorphophallus sp. ) Sebagai Bahan Baku Alternatif Pembuatan Mie“.

B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Suweg (Amorphophallus sp.) merupakan tumbuhan terna tahunan dengan umbi bagian luar putih dan bagian dalamnya kuning. Daunnya soliter dengan tangkai daun silinder memanjang, licin, dan berwarna hijau hingga hijau keabu-abuan dengan banyak titik-titik berwarna hijau pucat. Bunga uniseksual, berbentuk tongkol, pipih,dan apendix berwarna merah muda. Bunga jantan terletak di bawah apendix, sedangkan bunga betina terletak di bagian basal perbungaan. Bunga betina mempunyai 1-4 bakal sel biji, tangkai putik tidak ada atau sedikit, kepala putik berbentuk bulat atau setengah. Bunga jantan memiliki 1-6 benang sari, kepala sari sedikit bertangkai dan mempunyai 2 sel. Buah mempunyai 1-3 biji, berbentuk seperti bola atau panjang, biasanya berwarna merah atau jingga. Akarnya serabut dan berwarna putih kotor (Flanch dan Rumawas dalam Surya, 2008).
Suweg biasanya tumbuh di daerah vegetasi sekunder, di tepi hutan, dan biasanya di bawah naungan pohon besar. Suweg cocok sekali tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-900 meter dpl. Rata-rata suhu optimal pertumbuhan adalah berkisar antara 25-35 oC. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang drainasenya baik, kandungan humus tinggi, dan kisaran pH tanah 6-7,5. Suweg dapat diperbanyak dari biji, umbi, dan dengan teknik kultur jaringan (Jansen et al., 1996 dalam Sumarwoto, 2004).
Dewasa ini masyarakat menganggap suweg hanya sebagai tanaman liar yang tumbuh subur pada musim penghujan. Pemanfaatan suweg oleh masyarakat baru sebatas pakan ternak (daun) dan makanan camilan dengan cara mengukus umbi. Pengolahan yang kurang inovatif ini menjadikan suweg kurang diminati oleh masyarakat. Padahal kelimpahan suweg tinggi.
Ditinjau dari segi ilmu gizi, suweg mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Selain karbohidrat, suweg juga memiliki kandungan serat, vit A dan B, serta mineral yang cukup tinggi. Suweg sangat baik dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mempunyai indeks glisemik rendah, yaitu 42. Bahan pangan dengan indeks glisemik rendah dapat menekan peningkatan kadar gula darah penderita diabetes (Sutomo, 2008).

Tabel 1. Kandungan Gizi Umbi Suweg dan Gandum dalam 100 g bahan

Suweg
Gandum

Kalori
338.4
1390
Protein (gr)                   
5.85
13.8
Lemak (gr)
0.48
2.0
Karbohidrat (gr)
73.68
70
Kalsium (mg)
264
37
Besi (mg)
12
4.1
Thiamin (mg)
0.07
0.45
Sumber : Surya (2008); Aykroyd & Doughty (1970) dalam Iraf (2008)
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa suweg memiliki kandungan lemak yang jauh lebih rendah dan kandungan kalsium serta besi yang jauh lebih tinggi daripada gandum. Data tersebut menunjukkan bahwa suweg sangat cocok dikonsumsi bagi orang yang ingin menjaga berat badan.
Sejak tahun 1997 telah dilakukan ekspor suweg ke beberapa negara diantaranya Amerika, Jepang, Malaysia dan Pakistan. Jepang mengolah keripik suweg menjadi shirataki yaitu makanan sejenis mie. Manfaat lain umbi suweg adalah sebagai bahan perekat, bahan seluloid, bahan peledak, kosmetik, industri tekstil dan kertas. Pemanfaatan suweg sebagai bahan baku mie masih sangat jarang ditemui di Indonesia. Oleh karena itu, produk mie merupakan strategi yang dipilih untuk mengoptimalkan pemanfaatan suweg.

C.  PERUMUSAN MASALAH
Kelimpahan suweg yang tinggi, kurangnya perhatian masyarakat, dan kandungan gizi yang tinggi, menjadikan perlu diadakannya sebuah strategi baru dalam pengolahan suweg supaya lebih inovatif, memiliki cita rasa, dan daya jual tinggi. Budaya masyarakat Indonesia yang konsumtif, produk mie yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, dan cara pengolahan yang mudah merupakan peluang  besar untuk dikembangkannya produk mie dengan bahan baku suweg. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan suatu masalah:
      Apakah potensi mie suweg dapat meningkatkan nilai jual umbi suweg?


D.    TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) adalah untuk berperan serta dalam rangka diversifikasi pangan di Indonesia dan memberi peluang agribisnis, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan mengetahui potensi umbi suweg sebagai bahan dasar pembuatan mie dan memperkenalkan mie suweg kepada masyarakat.

E.  LUARAN YANG DIHARAPKAN
Target luaran dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yaitu terciptanya mie dengan bahan baku umbi suweg.

F.  KEGUNAAN PROGRAM
Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) ini diharapkan mampu meningkatkan upaya pemerintah dalam memperlancar diversifikasi pangan dengan memanfaatkan umbi suweg menjadi mie. Umbi suweg yang kelihatannya biasa-biasa saja dan diabaikan masyarakat ternyata memilki nilai ekonomi yang tinggi. Masyarakat biasanya mengkonsumsi umbi suweg  yang direbus. Adanya diversifikasi  pangan akan meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi suweg. Diversifikasi pangan ini juga memberikan peluang agribisnis bagi masyarakat sehingga dapat menciptakan lapangan usaha baru. Secara IPTEK, masyarakat dapat mengetahui potensi umbi suweg dan sebagai bahan baku alternatif pembuatan mie.

G. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
      a. Persiapan bahan baku (umbi suweg) dan alat
                        Suweg adalah tanaman liar yang tidak dibudidayakan. Hal ini karena fungsi dan manfaatnya belum diketahui oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Suweg biasanya tumbuh di pekarangan dan jarang sekali diperjualbelikan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkannya tidak membutuhkan biaya yang cukup besar. Cara yang ditempuh dalam rangka mendapatkan tanaman ini adalah melakukan pencarian di pekarangan-pekarangan penduduk dan melakukan negosiasi dengan pemilik pekarangan. Suweg yang diperoleh dikumpulkan.



                        Alat yang disiapkan adalah
1)       Pisau                                                                     2)   Ember
3)       Baskom                                                                4)   Talenan
5)       Ayakan                                                                 6)   Plastik
7)    Mesin penggiling dan pemotong mie                   8)   Sendok dan garpu
9)    Panci                                                                    10) Kompor
11)  Oven
b. Pengolahan
      1)    Pengolahan umbi suweg menjadi tepung
                              Umbi suweg yang terkumpul dicuci kemudian diiris tipis-tipis dengan ketebalan 5-7 mm. Langkah selanjutnya dioven sampai kadar air yang tersisa sekitar 12 % kira-kira selama 2,5 jam dengan suhu panas 80 oC sehingga terbentuk kerpik suweg. Keripik ini digiling menjadi tepung, diayak dan kemudian dikemas dalam plastik.
      2)     Pengolahan tepung menjadi mie suweg
                              Bahan yang dibutuhkan adalah tepung suweg, tepung gandum, tepung kanji, tepung maizena, garam, minyak goreng, dan telur. Adapun cara pembuatan mie suweg menurut Rusdijana (2007) yaitu
1.      Semua bahan dicampur dan diuleni hingga kalis
2.      Adonan digiling dengan ukuran 1 hingga halus, pindah ke ukuran 2 hingga halus, dan seterusnya hingga ukuran 5.
3.      Adonan dimasukkan ke dalam alat pemotong, dipilih yang ukuran kecil lalu ditaburi dengan tepung maizena agar mie tidak melekat dan tidak kering.
4.      Mie direbus hingga terapung, diangkat, lalu diperciki dengan minyak goreng, aduk dan dinginkan.
5.      Mie siap dikemas dan dipasarkan
c. Pemasaran mie suweg
              Mie suweg merupakan salah satu produk mie yang belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya sosialisasi sebelum produk ini dipasarkan.
Metode sosialisasi yang dilakukan :
1.      Mengadakan penyuluhan terhadap ibu-ibu PKK dan Dharmawanita serta diikuti dengan demo memasak mie suweg.
2.      Menyebarkan quisioner, pamflet dan pembagian mie suweg siap santap kepada mahasiswa unsoed dan masyarakat sekitar tempat produksi.
3.      Pengiriman resep masakan berbahan dasar mie suweg ke beberapa majalah kuliner.
4.      Penitipan produk ke supermarket disertai dengan diskon.
5.      Pengenalan mie suweg ke hotel-hotel di sekitar tempat produksi.
6.      Penjualan produk di pasar-pasar dengan harga murah.
            Metode pemasaran yang dilakukan :
1.      Memasok mie suweg di warung-warung makan, restoran, supermarket, pasar dan hotel yang ada di sekitar tempat produksi.
2.      Bekerjasama dengan para penjual mie keliling untuk menggunakan mie suweg sebagai bahan dasar.

H.  JADWAL KEGIATAN PROGRAM
            No.
Kegiatan
Minggu
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
1
Persiapan bahan baku dan alat
X
X






2
  Pengolahan
 1) Pengolahan suweg menjadi     tepung
a.       Pengupasan, pemotongan, dan pengeringan
b.      Penggilingan dan pengayakan
 2) Pengolahan tepung suweg menjadi mie





X



X

X

X





X

X





X

X





X

X







X



3
Sosialisasi dan pemasaran



X
X
X
X
X
4
Penyusunan laporan







X

I.       NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1.      Ketua pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap                                : Kustini
b. NIM                                                : B1J004114
c. Fakultas/Program Studi                   : Biologi/Biologi Lingkungan
d. Perguruan Tinggi                            : Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM           : 21 jam/minggu

2.      Anggota Pelaksana 1
a. Nama Lengkap                                : Mariya Dewi Margiyati
b. NIM                                                : B1J004001
c. Fakultas/Program Studi                   : Biologi/Zoologi
d. Perguruan Tinggi                            : Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM           : 21 jam/minggu
    3.   Anggota Pelaksana 2
a. Nama Lengkap                                : As Widyowati
b. NIM                                                : H1B004035
c. Fakultas/Program Studi                   : Sains dan Teknik/Matematika
d. Perguruan Tinggi                            : Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM           : 21 jam/minggu
        4. Anggota Pelaksana 3
a. Nama Lengkap                                : Yulianti
b. NIM                                                : H1B004050
c. Fakultas/Program Studi                   : Sains dan Teknik/Matematika
d. Perguruan Tinggi                            : Universitas Jenderal Soedirman
e. Waktu untuk kegiatan PKM           : 21 jam/minggu

J.    NAMA DAN BIODATA DOSEN PEMBIMBING
1. Nama Lengkap dan Gelar       : Dr. Bambang Heru Budianto, M.S.
  2. Golongan Pangkat dan N IP   : .......dan 131 569 040
3. Jabatan Fungsional                  : Dosen
4. Jabatan Struktural                   : Kepala Laboratorium Entomologi-Parasitologi
5. Fakultas/Program Studi          : Biologi/Biologi S1
6. Perguruan Tinggi                     : Universitas Jenderal Soedirman
7. Bidang Keahlian                     : Acarologi
8. Waktu untuk Kegiatan PKM              :   jam/minggu






K. BIAYA
Uraian
Spesifikasi
Harga Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
A. Peralatan



1. Pisau
3
3000
9.000
2. Bak plastik
4
15.000
60.000
3. Sendok dan Garpu
½ lusin
5.000
2.500
4. Talenan
3
3.000
9.000
5. Ayakan
3
4.000
12.000
6. Ember
2
10.000
20.000
7. Baskom
2
6.000
12.000
8. Kompor gas
1
250.000
250.000
9. Oven
1
150.000
150.000
10.Mesin Penggiling dan Pemotong Mie
1
250.000
250.000
11. Panci
1
39.000
39.000
12. Timbangan
1
35.000
35.000
TOTAL
848.500
B. Biaya tidak tetap/100 unit



1. Umbi Suweg
50 kg
500
25.000
2. Tepung Terigu
2 kg
10.000
20.000
3. Tepung Kanji
1 kg
8.000
8.000
4. Tepung Maizena
1 kg
8.000
8.000
5. Garam
1 bungkus
1.000
1.000
6. Minyak goreng
¼ kg
12.000
3.000
7. Kantong plastik
1 bungkus
2.500
2.500
8. Telur
1 kg
10.000
10.000
TOTAL
77.500

1 resep menghasilkan = 100 unit
1 unit = 50 gram
Biaya 1 resep = Rp 77.500,00
Biaya 1 unit = Rp 775,00
Standar harga jual perunit = Rp 1.200,00
Selama 1 bulan akan diproduksi mie suweg sebanyak 2000 unit

Biaya Lain-lain 
-          Biaya pembuatan dan penggandaan proposal
      6 x Rp 10.000,00                                                  = Rp  60.000,00
-     Biaya pembuatan dan penggandaan laporan
       6 x Rp 20.000,00                                                 = Rp 120.000,00
-     Biaya studi pustaka                                              = Rp   50.000,00
-     Biaya promosi                                                       = Rp 500.000,00
-     Biaya tak terduga                                                 = Rp 200.000,00
-     Biaya sewa tempat                                                = Rp 100.000,00
-     Biaya transportasi                                                 = Rp 150.000,00
TOTAL                                                                      = Rp 1.180.000,00

Biaya Total Investasi  
= Biaya Peralatan   +   Biaya Lain-lain
=  Rp 848.500,00   +   Rp 1.180.000,00
=  Rp 2.028.500,00                          

Biaya Tidak Tetap (1 bulan)
= Biaya 1 unit x jumlah produksi 1 bulan
= Rp 775,00 x 2000
= Rp 1.550.000,00

Biaya tetap merupakan biaya penyusutan peralatan. Diasumsikan peralatan memiliki ketahanan selama 2 tahun (24 bulan)
Biaya Tetap per bulan     
= Biaya Peralatan :24
=Rp 848.500,00 : 24
= Rp 35.354,17
= Rp 35.400,00


Analisis Usaha
a.      Biaya Produksi
      = Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
      = Rp 1.550.000,00  + Rp 35.400,00
      = Rp 1.585.400,00
b.      Hasil Usaha
      = Jumlah Produksi x Harga Jual
      = 2000 x 1200
      = Rp 2.400.000,00
c.       Keuntungan
      = Hasil Usaha – Biaya Produksi
      = Rp 2.400.000,00 – Rp 1.585.400,00
      = Rp 814.600,00
d.      Jangka Waktu Pengembalian Modal
      = (Biaya Investasi   + Biaya Produksi)    : Keuntungan x Lama Produksi
      = (Rp 2.028.500,00 + Rp 1.585.400,00) : Rp 814.600,00 x 1 Bulan
      =  Rp 3.613.900,00 : Rp 814.600,00 x 1 Bulan
      =  4,44 bulan
      =  4,5 bulan
Artinya modal akan kembali setelah 4,5 bulan
e.       R/C
      = Hasil Usaha          :    Biaya Produksi
      = Rp 2.400.000,00  :    Rp 1.585.400,00
      = Rp 1,51
Artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan untuk produksi akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,51          
f.       Benefit Cost Ratio
      = Keuntungan :  Biaya Produksi
      = Rp 814.600  : Rp 1.585.400,00
      = Rp 0,51
Artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan untuk produksi akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,51        


g.   Break Event Point
      = Biaya Tetap : 1-(Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
      = Rp 35.400,00 : 1- (Rp 1.550.000,00 : 2.400.000,00 )
      = Rp 101.142,86
      = 84,28 unit
      = 85 unit

Biaya total usaha selama 2 bulan
= Biaya Investasi    +    (Biaya Produksi x 2)
= Rp 2.028.500,00  +    (Rp 1.585.400,00 x 2)
= Rp 2.028.500,00    +   3.170.800,00
= Rp 5.199.300,00






















DAFTAR PUSTAKA

Iraf, M. 2008. Re: [RantauNet.Com] bareh solok & biological imperialisme. http://www.mail-archive.com. Diakses Tanggal 29 Februari 2008.

Rusdijana. 2007. Cara membuat mie. Bulletin DWP PTRI Jenewa edisi November.

Sumarwoto, 2004. Pengaruh pemberian kapur dan ukuran bulbil terhadap pertumbuhan iles-iles (Amorphophalus muelleri Blume) pada tanah ber-Al tinggi. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.2: 45-53.
Surya. 2008. Kandungan gizi suweg tak kalah dengan beras. Diakses tanggal 26 Februari 2008. htttp://www.surya.co.id. Diakses tanggal 26 Februari 2008.
Sutomo, B. 2008. Umbi suweg bahan pangan alternatif pengganti terigu. Diakses tanggal 26 Februari 2008. http://www.budiboga.blogspot.com. Diakses tanggal 26 Februari 2008.















No comments:

Post a Comment

KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) SMP Negeri 2 Purbalingga

KKTP KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN KKTP merupakan