Tuesday, October 8, 2019

*7 Adab Menjenguk Orang Sakit

1287.TAHAJJUD REMENDER
*Edisi Rabu Pahing*
*9 Oktober 2019*
 *10 Safar 1441H*
☘☘☘☘☘☘


*7 Adab Menjenguk Orang Sakit*

RASULULLAH SAW bersabda, “Barangsiapa yang menjenguk orang yang sedang sakit, dia senantiasa berada pada khurfah (kebun) di surga, hingga dia kembali ke rumahnya.” (HR Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi).

Doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diantaranya yaitu,

لا بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّه

“Tidak mengapa, semoga sakitmu menghapuskan dosa-dosamu insya Allah.”

Dalam Islam, terdapat hubungan antara manusia dan manusia yang disebut dengan hablum minannas. Hubungan ini harus dijaga karena manusia sejatinya adalah mahluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk Hablum minannas yang baik adalah menjenguk orang sakit.

Namun dalam menjenguk orang sakit pun terdapat adab yang sebaiknya dilakukan dan dipatuhi agar hubungan menjadi semakin erat. Berikut ini adalah beberapa adab ketika menjenguk orang sakit menurut Islam,

1.Mendoakannya
Ketika kita menjenguk orang sakit, maka doakanlah kesembuhan baginya agar ia dapat segera kembali beraktivitas. Ini adalah adab yang paling utama ketika menjenguk orang yang sakit.

Dari Abdul Aziz dia berkata;

“Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; “Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit.”

Maka Anas berkata, “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah SAW?” dia menjawab; “Tentu.” Anas berkata, “ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit).”(HR Bukhari no 5301)

2.Membawa buah tangan
Tak hanya datang untuk menjenguk, sebaiknya kita bawakan juga hadiah atau buah tangan agar hatinya semakin senang. Sebagaimana sabda Rasul dimana kita sebaiknya sering memberikan hadiah untuk mempererat persaudaraan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, tahaadu tahaabbu,

“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrod, no. 594.

3.Tetap menutup aurat
Islam tidak melarang seorang yang bukan mahram menjenguk saudara atau temannya. Namun hendaknya ketika menjenguk tetap menutup aurat, baik yang menjenguk maupun yang dijenguk. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah,

Dari Ummu Al ‘Ala` ia berkata, Rasulullah SAW menjengukku sementara aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: “Bergembiralah wahai Ummu Al ‘Ala`, karena sesungguhnya sakit seorang mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.”(HR Abu Daud no 2688)

4.Memberikan semangat
Hendaknya ketika kita menjenguk orang sakit, kita berikan semangat kepadanya. Dengan memberikan semangat maka ia akan selalu berpikir positif dan terus berusaha serta berdoa agar bisa sembuh.

Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah SAW pernah menjenguk seorang Arab badui, Ibnu Abbas melanjutkan, “Setiap kali beliau menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya, “Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja.”

Ibnu Abbas berkata, lalu aku bertanya; “Baik?!, tidak mungkin, sebab penyakit yang di deritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu, memang benar.” (HR Bukhari no 5224)

5.Menunjukkan kepedulian
Ketika menjenguk orang sakit, tunjukkan bahwa kita benar-benar peduli pada kondisinya. Tanyakan tentang perkembang kesehatan dan hal lainnya untuk menunjukkan simpati kepadanya.

Dari Ibn Sinni Rasulullah saw. bersabda:

Di antara kesempurnaan menjenguk adalah engkau meletakkkan tangannya pada bagian tubuh orang yang sakit sambil bertanya, “Bagaimana keadaanmu pagi ini? Atau bagaimana keadaanmu sore ini?

6.Memberikan yang diinginkan
Hal ini pernah ditunjukkan oleh Rasulullah. Pada kitab Sunan Ibn Majah menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah menjenguk seorang lelaki kemudian beliau bertanya, “Apakah engkau menginginkan sesuatu? Mau kue?” lelaki itu menjawab “Ya”. Rasul saw. pun mencarikan kue untuknya.

7.Melarangnya berharap kematian
Beberapa orang yang sakit biasanya akan lebih mudah mengalami putus asa sehingga lebih mengharapkan kematian datang menjemput. Namun sebaiknya kita berikan nasihat untuk tidak menyerah dan berharap pada kematian. Sebagaimana yang ditunjukkan Rasul ketiak mengunjungi pamannya,

“Wahai paman! Janganlah engkau mengharap kematian. Sebab bila selama ini engkau berbuat baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah kebaikan yang ditambahkan kepada kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu. Bila selama ini engkau berbuat tidak baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan, lalu engkau diberi kesempatan untuk bertaubat dari kesalahanmu, maka itu pun baik pula bagimu. Maka janganlah engkau mengharap kematian.” (HR. Ahmad dan Hakim). []

☘☘☘☘☘☘
Lanjutan ayat kemarin
Affan jiddan untuk ayat al quran sulit untuk didownload

 *Saatnya seorang hamba bersujud dihadapan Allah swt dengan melaksanakan qiyamul lail*.

●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin
Barokallohu fikum ajmain

---------------haram fr

Friday, October 4, 2019

Banyak Muslim Sekarang Lebih Lama Pegang Gadget daripada Al Quran, Benar atau Benar?*

*1283.TAHAJJUD REMENDER*
*Edisi Sabtu Pon*
*5 Oktober 2019*
*
*6 Syafar 1441*
☘☘☘☘☘☘

*Banyak Muslim Sekarang Lebih Lama Pegang Gadget daripada Al Quran, Benar atau Benar?*

SUNGGUH di zaman ini manusia benar-benar disibukkan dengan gadget. Apapun keadaanya manusia benar-benar tidak lepas dari gadget dan digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan buang-buang waktu. Di jalan lihat gadget, sedang antre lihat gadget, sedang berbicara pun curi-curi pandang lihat gadget. Memang gadget ibarat pedang bermata dua, jika digunakan dengan bijak, gadget sangat bermanfaat, akan tetapi kebanyakan kita lalai dan kurang bijak menggunakan gadget.

Salah satu kelalaian kita adalah gadget memalingkan kita dari Al-Quran. Sungguh sangat tersentuh membaca perkataan Khalid bin Walid yang begitu sedih karena tidak bisa fokus belajar Al-Quran karena sibuk dengan jihad, sedangkan kita sekarang meninggalkan Al-Quran karena gadget.

Perhatikan perkataan Khalid bin Walid berikut,

“Sungguh jihad telah menyibukkan kami dari belajar Al-Quran.” (HR. Ibnu Abi Syaibah 6/151)

Di riwayat yang lain, jihad telah menyibukkan mereka dari membaca Al-Quran.

“Sungguh jihad di jalan Allah telah menyibukkan (mencegah) kami dari membaca Al-Quran.” (Musnad Abu Ya’la 6/361)

Sungguh benar akan datang zaman di mana manusia benar-benar meninggalkan Al-Quran.

Allah Ta’ala berfirman,

“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. Al Furqan: 30)

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa bentuk meninggalkan Al-Quran dalam segala bentuk, mulai dari membaca, mentadabbur, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya. Beliau berkata,

“Mereka telah berpaling dan meninggalkan Al-Quran, padahal mereka wajib untuk patuh dan menerima terhadap hukum di dalamnya serta berjalan dengan petunjuk Al-Quran.” (Tafsir As-Sa’diy)

Hendaknya seorang muslim berusaha membaca Al-Quran setiap hari. Berusahalah membacanya walaupun hanya beberapa ayat dalam sehari, karena kita terlalu banyak melakukan maksiat setiap hari. Maksiat membuat hati keras dan Al-Quran lah obatnya. Membaca Al-Quran membuat hati menjadi lembuh dan mudah menerimah hidayah serta mudah melakukan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia. Al-Quran adalah obat bagi penyakit hati kita.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Israa’: 82).

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan penyakit hati. Beliau berkata

“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur.” (Tafsir Adhwaul Bayan).

Gunung yang keras saja akan hancur apabila Al-Quran turun padanya, apalagi hati yang keras. Tentu hati yang keras akan menjadi lembut dengan Al-Quran.

Allah Ta’ala berfirman,

“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (QS. Al Hasyr: 21). []

☘☘☘☘☘☘
Lanjutan ayat kemarin
Allah SWT berfirman:

وَلِمَنْ خَا فَ مَقَا مَ رَبِّهٖ جَنَّتٰنِ ۚ 
"Dan bagi siapa yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 46)

 *Saatnya seorang hamba bersujud dihadapan Allah swt dengan melaksanakan qiyamul lail*.

●Aamiin Aamiin yaa Robbal'aalamiin
Barokallohu fikum ajmain

---------------haram fr

KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) SMP Negeri 2 Purbalingga

KKTP KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN KKTP merupakan